Sejarah Desa
Sejarah Singkat Desa Kaliputih
Desa Kaliputih Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas, dulunya adalah sebuah Grumbul Kadipaten yang sejak tahun 1616 M dipimpin oleh seorang Adipati yang bernama Wangsakrama, konon ceritanya terjadi salah persepsi antara sang adipati dengan puteranya di sebuah tempat ditepian hutan KEDALI tepatnya disekitar mata air (yang sekarang dikenal dengan sebutan mata air CURAH). Perselisihan itu terjadi karena putra sang adipati beranggapan bahwa kekalahan tanding putranya atas ngelurug desa ( peperangan ) tersebut tidak dibantu oleh ayahnya, bahkan ayahnya mementingkan kebutuhannya sendiri untuk mencari kekuatan dengan cara semedi di-Curah, akhirnya sang putra marah dan menemui ayahnya yang lagi semedi di curah tersebut. Sang Adipati sudah berusaha untuk menjelaskan pada putranya dengan sejelas-jelasnya dan sejujur-jujurnya apa yang ia lakukan dalam semedinya itu hanya semata-mata untuk membantu usaha putranya tersebut namun sang putra adipati itu tetap tidak percaya akhirnya sang adipati ngalah bahkan sampai tega mengorbankan jiwa raganya demi untuk membuktikan kebenaran atas apa yang ia lakukan itu dengan cara Sang Adipati merelakan mengorbankan kelaminya untuk dipotong oleh puternya demi meyakinkan kebenarannya akan apa yang diucapkan pada putranya tersebut dengan disaksikan oleh langit dan bumi ini.
Akhirnya beliau mengucap :
“Hai anak-ku… demi kebenaran apa yang aku perbuat dan apa yang aku ucapkan padamu dengan disaksikan oleh langit dan bumi, maka silahkan kamu potong kelamin-ku ini ……,
Apabila setelah kelamin saya dipotong dan yang keluar adalah Darah Merah maka semedi yang selama ini aku lakukan adalah Bohong, TETAPI jika yang keluar adalah Darah Putih, maka apa yang aku ucapkan pada kamu tersebut itu Benar ngger anakku………….”.
Ternyata setelah kelamin sang adipati tersebut dipotong, yang keluar adalah Darah Putih, sehingga sang putera tersebut sangat-sangat menyesal akan kecurigaan yang berlebihan pada ayahnya yang tercinta tersebut, dan sebelum Sang Adipati Wangsakrama wafat beliau berwasiat ;
“Kelak Rejaning Jaman Grumbul disekitar mata air curah ini yang telah menjadi saksi akan kesucian saya dalam bersemedi hanya untuk kejayaan Puteranya, akan saya beri nama “Grumbul Kaliputih”
Sejak tahun itulah Desa Kaliputih mulai berada dan berkembang dengan berbagai ragam kehidupan, hingga sampai sekarang secara resmi dan syah merupakan sebuah desa yang berada dalam wilayah Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah.
Dalam perkembangannya serta perubahan pembangunan dari zaman ke zaman dan juga dari pemimpin ke pemimpin hingga sekarang (yang lebih dikenal dengan sebutan Lurah) yang dapat kami rangkum keberadaannya sejak tahun 1900-an hingga sekarang, yaitu sbb ;
Pada Tahun 1900 s/d 1930-an dipimpin oleh Demang Tempo, kamudian sejak tahun 1930 s/d tahun 1935 dipimpin oleh Demang Wangsameja, kemudian digantikan oleh Lurah Wirakrama dengan masa kepemimpinan yang cukup pendek hanya sekitar 3 tahun yang cara penetapannya sudah mulai dengan cara pilihan dengan sistem tawonan, kemudian digantikan oleh Lurah Setradikara Dilam selama 8 Tahun yaitu sejak tahun 1938 s/d 1945 dengan cara pilihan tetapi dengan sistem biting, kemudian digantikan lagi oleh Lurah Arsawireja melalui proses pemilihan dengan menggunakan tanda gambar (coblosan) hingga sekarang, beliau menjabat sejak tahun 1945 s/d 1988 atau sekitar ( 43 tahun ), dibawah kepemimpinan lurah inilah yang terhitung paling lama memimpin desa Kaliputih, sehingga mulai kelihatan adanya perubahan yang bisa dilihat baik secara fisik maupun administrasi kepemerintahannya.
Setelah kepemimpinan beliau berkahir, kemudian pada tahun 1988 diadakan pemilihan kepala desa melalui proses yang sudah modern lagi dan yang berhasil terpilih adalah Sdr.ARIFIN, beliau menjabat selama 2 periode jabatan, yaitu sejak tahun 1989 s/d 1998 dan 1999 s/d 2007 atau kurang lebih selama 19 tahun.
Dibawah kepemimipinan beliaulah pembangunan mental spiritual / keagamaan di Desa Kaliputih berkembang sangat cepat dan pesat, bahkan bisa dikatakan cukup berhasil mengubah perilaku masyarakat yang dulunya senang berjudi berganti menjadai mau mengerjakan ibadah solat dan puasa, hal ini terbutki dengan pada masa periode kedua ia menjabat berhasil membanguna sebuah Masjid yang cukup megah dan bagus untuk klas desa dengan menghabiskan dana sekitar Rp 300 jt dan jama’ahnya juga cukup banyak.
Dikepemimpinan tahun berikutnya dengan penetapan SK.Bupati Banyumas, Nomor : 141.1/ 1091/ 2007, tanggal 25 Juni 2007, Bpk SUDARNO ditetapkan menjadi Kepala Desa Kaliputih yang selanjutnya, melalui pemilihan langsung yang diikuti oleh 5 Calon Tetap dan beliau terpilih menjadi Kepala Desa Kaliputih untuk periode 2007 s/d 2013, adapun kegiatan beliau selama masa jabatan 6 tahun yang dikerjakan dititik beratkan pada pembangunan infrastruktur khusunya jalan, baik menuingkatkan mutu jalan maupun membuka akses-akses jalan baru. Semua jalan yang ada sudah layak dilalui oleh kendaran roda empat, dan telah diaspal hingga lebih dari 95 % dari total jalan ayang ada. Disamping pembangunan jalan juga tak kalah perhatiannya adalah pembangunan ekonomi masyarakat, serta pemberdayaan pemuda dan PKK melalui berbagai pelatihan ketrampilan, dengan bekerjasama dengan BLKI Cilacap. Pemasangan jaringan PDAM pun tak luput dari perhatian beliau, mengingat kondisi desa Kaliputih yang tiap tahunnya selalu kekeringan, dan alhamdulilah tinggal hal tersebit bisa terwujud tinggal nunggu dialirkan dari PDAM. Selama masa kepemimpinan beliau juga telah berhasil mendatangkan berbagai proyek yang sangat membantu masyarakat dan sangat bermanfaat bagi peningkatan saran dan prasarana desa namun dalam bentuk paket dengan total bantuan kurang lebih senilai 3 Milyard.
Selanjutnya tapuk kepemimpinan desa berganti dijabat oleh Bp.TRISNOyang dilantik pada tanggal 3 Juli 2013 dengan SK.Bupati Banyumas Nomor 818 Tahun 2013 tanggal 19 Juni 2013, adapun kegiatan yang dilaksanakan pada dua tahun ini adalah mengedepankan pembangunan dan ekonomi kerakyatan.